Stunting adalah kondisi kekurangan gizi pada anak di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan gagalnya tumbuh kembang. Pertumbuhan anak stunting terhambat, sehingga anak tumbuh lebih pendek dibanding seusianya. Permasalahan stunting merupakan masalah global, tidak hanya di Indonesia. Hingga saat ini, angka kejadian stunting di Indonesia masih tinggi, di atas ambang batas 20%. Indonesia juga menempati urutan ke-3 kasus stunting di Asia.
Mencegah stunting menjadi upaya bersama, tidak hanya tanggung jawab Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) saja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara-cara mencegah stunting. Salah satu upaya yang terbukti efektif adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Bagaimana KB dapat mencegah stunting? Simak ulasan Ai Care.
KB Meningkatkan Kesiapan Pernikahan
dr. Hasto, Kepala BKKBN menyampaikan bahwa program KB telah dimulai sejak calon pasangan mempersiapkan pernikahan. Program KB memungkinkan calon pasangan untuk memeriksakan kesehatan sebelum menikah. Misalnya, bagi laki-laki dapat diperiksa darah, urin, penyakit menular seksual, sperma, hingga genetik. Kemudian, bagi perempuan dapat diperiksa darah, urin, penyakit menular seksual, kadar hemoglobin, serta zat besi.
Pemeriksaan pra nikah tersebut memungkinkan pasangan untuk melakukan tata laksana dini bila ditemukan gangguan kesehatan. Bagi perempuan, misalnya, dapat diberikan suplementasi zat besi dan asam folat untuk mempersiapkan kehamilan.
"Banyak perempuan Indonesia hamil dalam kondisi yang sebenarnya belum siap, sehingga anak kemungkinan bisa stunting", tambah dr. Hasto.
KB Menurunkan Kehamilan Berisiko
Stunting tidak hanya disebabkan karena kurangnya asupan gizi anak, tetapi juga akibat banyaknya kehamilan berisiko. Kehamilan berisiko adalah kondisi kehamilan yang memiliki risiko kesehatan tinggi bagi ibu dan bayi. Program KB dirancang guna menurunkan kehamilan berisiko yang akhirnya dapat meningkatkan taraf kesehatan ibu dan bayi.
Kehamilan berisiko biasanya disingkat dalam bentuk 4T, yaitu:
- Terlalu tua: hamil di usia lebih dari 35 tahun
- Terlalu muda: hamil di usia kurang dari 20 tahun
- Terlalu dekat: jarak antarkehamilan kurang dari 3 tahun
- Terlalu banyak: jumlah anak yang dilahirkan lebih dari 2
Beberapa penelitian mengenai jarak kehamilan menyimpulkan bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat meningkatkan risiko stunting. Hal ini dapat disebabkan belum pulihnya fisik ibu setelah melahirkan sebelumnya serta janin tidak mendapat nutrisi optimal selama hamil.
Baca lebih lanjut mengenai Bahaya Jarak Kehamilan terlalu Dekat dengan Risiko Stunting.
KB Meningkatkan Kualitas Asuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan
Program KB tentunya meningkatkan kualitas asupan gizi pada anak. Dengan adanya program KB, ibu menjadi lebih siap untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sehingga bayi tidak kekurangan nutrisi. ASI eksklusif merupakan nutrisi terbaik bagi bayi yang mengandung gizi lengkap yang bayi butuhkan.
Tidak hanya itu, program KB juga dapat mempersiapkan keluarga dari segi finansial. Hal ini tentunya menggenapkan tujuan program KB, yaitu membentuk keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Baca selengkapnya mengenai Bincang Keluarga Berencana Bersama Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) di sini.
Baca dan unduh booklet Keluarga Berencana untuk mengetahui informasi selengkapnya seputar Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Anda dapat klik tautan berikut: http://tinyurl.com/aicareKB
- dr Ayu Munawaroh, MKK